Critical Thinking
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis tidak sama dengan berdebat atau mengkritisi orang lain. Kata “kritis”terhadap suatu argumen tidak identik dengan“ketidaksetujuan” terhadap suatu argumen atau pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus,sebab pemikiran kritis bersifat netral, imparsial dan tidak emosional.
- Berpikir kritis adalah kemampuan menentukan kredibilitas suatu sumber, membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, mengidentifikasi bias yang ada, mengidentifikasi sudut pandang, dan mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. (Beyer, 1985)
- Berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar saat mengambil tindakan. (Walker, 2006)
- Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya membanding dan membedakan, membuat kategori, meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, menerangkan sebab, membuat sekuen / urutan, menentukan sumber yang dipercayai, dan membuat ramalan. (Mustaji, 2012)
- Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. (Paul, 1993)
Logic
Secara etimologis, logika (mantiq) adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau uangkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti
mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai pertimbangan akal, mengenai
kata, mengenai percakapan, atau berkenan dengan ungkapan lewat bahasa.
Dengan demikian, dapatlah kita katakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa Latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini lazim disebut logika saja.
- Logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran. Logika mempelajari aturan dan cara berpikir. (Hasbullah Bakry)
- Logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran. (Aristoteles)
- Logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari tehnik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya. (Ir.Poedjawijatna)
- Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. (Jan Hendrik Rapar)
Fallacies
Kekeliruan adalah sikap yang ditunjukan atau
pernyataan yang dibuat oleh seseorang saat sikap/ pernyataan tersebut
memiliki yang tidak benar dan menyesatkan. Kekeliruan juga sering disebut
dengan salah atau kesalahan dimana istilah ini merujuk pada konsep dalam hukum,
etika, dan ilmu pengetahuan. Secara umum, kesalahan ataupun kekeliruan biasanya
merujuk pada situasi dimana sesuatu itu salah, keliru, tidak
tepat, ataupun salah hitung tergantung dari konteksnya. Secara
rinci, kejadian "salah" merujuk pada situasi dimana seorang individu
telah melakukan kesalahan ataupun mengambil keputusan yang tidak tepat. Ada
beberapa jenis kekeliruan umum mengenai alasan yang diberikan:
- Ad hominem dimana yang diserang adalah orangnya dan bukan mengarahkan pada masalahnya. Saat ini terjadi, pengkoreksian bisa dilakukan dengan mengembalikan hubungan kembali pada masalah.
- Mengindahkan pertanyaan dimana alasan yang diberikan tidak memiliki hubungan dengan masalah yang sedang didiskusikan. Koreksi dapat dilakukan dengan tetap memfokuskan terhadap masalah yang didiskusikan.
- Nonsequitur dimana kesimpulan yang diambil (bantahan) tidak berdasarkan premis.
0 komentar:
Posting Komentar