Pages

Definition Of Critical Thinking, Logic, and Fallacies

0 komentar


Critical Thinking 

Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.Berpikir kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi), menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis tidak sama dengan berdebat atau mengkritisi orang lain. Kata “kritis”terhadap suatu argumen tidak identik dengan“ketidaksetujuan” terhadap suatu argumen atau pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus,sebab pemikiran kritis bersifat netral, imparsial dan tidak emosional.
  • Berpikir kritis adalah kemampuan menentukan kredibilitas suatu sumber, membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan, mengidentifikasi bias yang ada, mengidentifikasi sudut pandang, dan mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.  (Beyer, 1985)
  • Berpikir kritis adalah suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar saat mengambil tindakan. (Walker, 2006)
  • Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya membanding dan membedakan, membuat kategori, meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, menerangkan sebab, membuat sekuen / urutan, menentukan sumber yang dipercayai, dan membuat ramalan. (Mustaji, 2012)
  • Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. (Paul, 1993)
Logic 

Secara etimologis, logika (mantiq) adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau uangkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan, atau berkenan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah kita katakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa Latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini lazim disebut logika saja.
  • Logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran. Logika mempelajari aturan dan cara berpikir. (Hasbullah Bakry)
  • Logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran. (Aristoteles)
  • Logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari tehnik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya.  (Ir.Poedjawijatna)
  • Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. (Jan Hendrik Rapar)
Fallacies
 
Kekeliruan adalah sikap yang ditunjukan atau pernyataan yang dibuat oleh seseorang saat sikap/ pernyataan tersebut memiliki  yang tidak benar dan menyesatkan. Kekeliruan juga sering disebut dengan salah atau kesalahan dimana istilah ini merujuk pada konsep dalam hukum, etika, dan ilmu pengetahuan. Secara umum, kesalahan ataupun kekeliruan biasanya merujuk pada situasi dimana sesuatu itu salah, keliru, tidak tepat, ataupun salah hitung tergantung dari konteksnya. Secara rinci, kejadian "salah" merujuk pada situasi dimana seorang individu telah melakukan kesalahan ataupun mengambil keputusan yang tidak tepat. Ada beberapa jenis kekeliruan umum mengenai alasan yang diberikan:
  • Ad hominem dimana yang diserang adalah orangnya dan bukan mengarahkan pada masalahnya. Saat ini terjadi, pengkoreksian bisa dilakukan dengan mengembalikan hubungan kembali pada masalah.
  • Mengindahkan pertanyaan dimana alasan yang diberikan tidak memiliki hubungan dengan masalah yang sedang didiskusikan. Koreksi dapat dilakukan dengan tetap memfokuskan terhadap masalah yang didiskusikan.
  • Nonsequitur dimana kesimpulan yang diambil (bantahan) tidak berdasarkan premis.


Zunianto : Membesarkan Posong dari Nol

1 komentar
Koran Kompas, Sabtu 18 Oktober 2014


Profil Zunianto :
♦ Lahir: Temanggung, Jawa Tengah, 14 Juli 1979
♦  Pendidikan: SMA Bopkri 2 Yogyakarta
♦  Istri: Ermah Yuliawati (28)
♦  Anak: - Yazid Maulana Irszad (11)
              - Asrilia Choirunnisa (9)
              - Ellia Fairuzi Choirunnisa (5)
              - Prawira Nata Kesuma (6 bulan)

SETELAH 13 tahun berkarier di hotel dan menjadi ”front office manager”, Zunianto (35) justru memilih meninggalkan semuanya demi Posong, kawasan di lembah Gunung Sindoro, tepatnya di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Setelah lima tahun lalu dibuka sebagai tempat wisata, Posong menjadi obyek yang dikunjungi ratusan ribu wisatawan per tahun.

 
Posong adalah obyek wisata alam yang menampilkan pemandangan matahari terbit di antara tujuh gunung, yaitu Gunung Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Andong, Merapi, Merbabu, dan Muria. Wisata alam Posong semacam gardu pandang, dari lereng Sindoro. Dari sini kita dapat melihat hamparan luas wilayah Temanggung yang berada di kaki gunung Sindoro-Sumbing. Udara sejuk, hutan, dan panorama lekuk liku Gunung Sindoro yang terlihat begitu jelas melengkapi pesona Posong.

Posong memikat hati Zunianto sejak 2008. Hal itu berawal dari rutinitas pekerjaannya di hotel yang kerap mengharuskannya pulang pada dini hari. Suatu kali, dia tercengang melihat pemandangan matahari terbit yang indah dari kawasan Posong. Penasaran, dia pun mencari jalan menuju kawasan itu.

Matahari Terbit di kawasan Wisata Alam Posong

Begitu menemukan jalan dan lokasi terbaik menikmati keindahan matahari terbit, Zunianto pun mengabadikan semuanya dengan kamera. Sebagian hasil jepretannya itu dia pajang di lobi hotel dan menarik perhatian sebagian tamu hotel. Mereka pun minta diantarkan ke Posong. Jadilah Zunianto sebagai pemandu para tamu. Dia membawa mereka melewati jalan yang berbatu-batu dan sempit.

Kendala yang dihadapi dalam membawa rombongan adalah tidak ada toilet di Posong, sempitnya jalan. Oleh karena itu, sebelum sampai di lokasi, rombongan biasanya mampir dulu ke toilet umum terdekat. Kegiatan mengantar rombongan ini terus berlanjut sampai dia berhenti bekerja di hotel.

Karena minat wisatawan ke Posong cukup besar, maka Zunianto mengajak teman-teman dari kelompok pencinta alam Desa Tlahab, untuk bersama-sama mengelolanya. Dari 63 orang bergabung, seiring berjalannya waktu hanya 13 orang yang bertahan. Mereka lalu merancang rencana jadwal perjalanan ke Posong yang dapat dinikmati dalam satu paket desa wisata, termasuk menampilkan potensi desa lain. Alhasil, ketenaran Posong pun terdengar hingga ke jajaran Pemerintah Kabupaten Temanggung. 

Lalu, kelompok Jogoreso diminta membuat proposal permohonan bantuan dana untuk pengembangan Posong. Mereka mengajukan rencana serta permintaan dana melalui Pemerintah Desa Tlahab. Dana itu digunakan untuk membangun sarana pendukung, seperti toilet, area parkir, dan perbaikan akses jalan.
 
Kelompok Jogoreso pun semakin intens menjaga Posong. Awalnya, selama setahun, tak ada tiket yang harus dibayar pengunjung. Setelah itu, barulah mereka menetapkan tiket parkir Rp 3.000 per kendaraan, pendapatan ini digunakan untuk biaya operasional. Seiring berjalannya waktu Pemerintah Desa Tlahab ingin terlibat dalam pengelolaan Posong. Kemudian Pemerintah Kabupaten Temanggung mengalokasikan dana untuk pembangunan Posong. Meskipun banyak warga yang mencibir, ragu, bahkan curiga Zunianto tetap fokus pada rencana awalnya tanpa memperdulikan cemoohan para warga. Toh, dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan dan kemajuan kawasan wisata Posong.

Akhirnya Pemerintah kecamatan dan desa pun memutuskan Posong sebagai badan usaha milik desa. Menjadi direktur obyek wisata baru membuat Zunianto harus meluangkan lebih banyak waktu untuk melatih anak buahnya yang semula berprofesi sebagai petani, tak bisa berbahasa Inggris, dan umumnya lulusan SMP. Maka Zunianto mengajari dan memotivasi mereka untuk mempelajari semuanya dari nol. Dia juga berbagi dengan mereka tentang berbagai hal, karena kawasan Posong dan area sekitarnya sering menjadi tempat kegiatan luar ruang (outbound), karyawan pun diajari beragam permainan yang kerap diterapkan pada kegiatan tersebut. Kemahiran melakukan berbagai permainan, diakui Zunianto, dipelajari secara otodidak.

Meskipun awalnya berhenti bekerja di hotel merupakan keputusan paling sulit yang pernah ia ambil, namun setelah ia jalani sekarang hasilnya malah lebih memuaskan. Zunianto bisa menjadi guru untuk karyawannya, berpikir kreatif dan inofatif. Serta selalu memberikan motivasi kepada karyawan-karyawannya.