Pages

Human Philosophical Reflection 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

12 komentar
1.Knowledge


Pengetahuan itu dikatakan indrawi lahir atau indrawi luar kalau orang mencapainya secara langsung, melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya. Pengetahuan itu dinamakan pengetahuan indrawi batin ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya. Pengetahuan seterusnya disebut perseptif, ketika sambil muncul secara spontan, pengetahuan itu memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. Pengetahuan dalam arti ini lebih menyatakan dirinya melalui gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan, serta jerit teriakan, daripada dengan perkataan yang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas. Ada juga yang disebut pengetahuan refleksif, ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga. Pengungkapannya adalah, baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.

Gambar 1.1 Knowledge (Pengetahuan)


Pengetahuan disebut pula diskursif, ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian, dan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pengetahuan dalam arti ini lebih menampakkan diri sebagai sesuatu yang datang dari sebab ke akibat dan dari akibat ke sebab, dari prinsip ke konsekuensi dan dari konsekuensi ke prinsip, dan sebagainya. Seterusnya, ada pula yang disebut pengetahuan intuitif, ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya.
Pengetahuan itu adalah induktif, bila menarik yang universal dari yang individual, dan sebaliknya deduktif, bila menarik yang individual dari yang universal. Pengetahuan itu kontemplatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri. Pengetahuan itu disebut spekulatif, bila mempertimbangkan benda-benda dalam bayangan-bayangan dan ide-ide, atau konsep-konsep tentang benda-benda itu. Praktis, kalau mempertimbangkan benda-benda menurut bagaimana mereka bisa dipergunakan. Pengetahuan itu sinergis, kalau merupakan akumulasi dari seluruh daya kemampuan dari subjek (yang sedang mengetahui). Keseluruhan jenis pengetahuan ini dikoordinasikan dari anggota-anggotanya, organ-organnya, dan kemampuan-kemampuannya, yang indrawi dan intelektif. Akhirnya, pengetahuan menjadi sangat kompleks dan beraneka ragam sifat dan bentuknya. Pengetahuan pun tampak di dalam banyak bentuknya yang berbeda-beda. Pengetahuan memakai bermacam-macam jalan, menurut bagai­mana cara diambil, baik itu berupa objek maupun makhluk berbeda-beda yang tipe dan realitasnya berlain-lainan tingkat dan macamnya. Pengetahuan tentang materi, tentang luasnya, tentang gerakan, tentang hidup, tentang manusia, berbeda sekali satu sama lainnya. 
 
Pendeknya, tidak baik kalau pengetahuan manusia yang begitu kaya dan kompleks direduksikan kepada salah satu dari cara-caranya, atau kalau satu cara atau bentuknya terlalu ditekankan atau dimutlakkan sehingga merugikan lainnya. Meskipun pengetahuan menyerupai kesadaran namun tidak ada persesuaian yang sempurna antara pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan adalah kegiatan yang menjadikan suatu realitas menjadi kurang lebih dinyatakan. Pengetahuan lebih merupakan hubungan subjek dengan objek yang berbeda darinya. Inti kesadarannya adalah kegiatan yang menjadi bersamaan waktu subjek mengetahui suatu realitas, subjek mengenal dirinya yang sedang mengetahui realitas itu.

2. Intelligence  
 
Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.
 
Gambar 2.1 Intelligence
Menjadi inteligen berarti menangkap apa yang fundamental pada jenis ini atau macam ada yang itu, berarti menangkap apa yang esensial dari suatu gejala. melihat apa yang hakiki dalam kegiatan ini atau itu (menambah. mengurangi, mengalihkan, atau membagi). Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi. 

3. Affection 

Diakui bahwa manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas. Jelasnya, di samping pengetahuan, afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya. Melalui peranan afektivitaslah, manusia tergerakkan hatinya, keinginannya, dan perasaannya atau ketertarikannya untuk mengamati, mempelajari, dan mengembangkan pengada-pengada aktual di sekitarnya menjadi bagian dari proses keberadaannya. Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan.
Gambar 3.1 Showing Affection

Untuk mencapai afektivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut ialah: 

  • Antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas. Sebagai contoh ketika kita berhubungan dengan sebuah objek maka dalam diri objek terdapat sesuatu yang membuat kita tertarik atau menjauhinya, sesuatu yang ada pada diri objek pasti juga ada dalam diri subjek yang akhirnya akan menimbulkan kegiatan afektif baik menerima atau menolak.

  • Nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif, karena afektivitas itu sendiri adalah berdasar pada kecintaan akan sesuatu maka subjek pada akhirnya akan melahirkan kegiatan afektif untuk menolak atau menerima.

  • Sifat dasariah dan kecenderungan kognitif, pada kondisi ini subjek akan dalam melakukan sebuah afektif harus ditunjang dengan sebuah sifat dasariah yang akan mendorong dia untuk lebih cenderung, selera, berkeinginan akan sesuatu yang pada akhirnya akan menimbulkan kegiatan afektif yang ternyata memang sesuai dengan sifat dasariah tersebut.

  • Mengenal adalah kausa dari afektivitas. Dalam proses mengenal subjek akan mengalami kondisi dimana dia harus berusaha mendefinisikan objek yang akan dikenalinya dan ketika definisi tentang objek tersebut telah tercapai maka pada akhirnya akan lahir sebuah keputusan afektif apakah dia harus menyerang, mencintai, mempertahankan diri atau yang lainnya.

  • Imajinasi, untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, mempengaruhi bahkan membohongi. Pengetahuan pertama (baik dari pengalaman atau informasi dari pengenalan) akan melahirkan sebuah deskripsi awal tentang objek, maka dalam kondisi ini subjek akan dipengaruhi untuk bertindak seperti apa yang ia dapat pada pengalaman-pengalaman dan imajinasi yang dia dapatkan terdahulu.
  4. Freedom

Kata kebebasan sering diartikan sebagai suatu keadaan tiadanya penghalang, paksaan, beban atau kewajiban. Seorang manusia disebut bebas kalau perbuatannya tidak mungkin dapat dipaksakan atau ditentukan dari luar. Manusia yang bebas adalah manusia yang memiliki secara sendiri perbuatan-perbuatannya. Kebebasan adalah suatu kondisi tiadanya paksaan pada aktivitas saya. Manusia disebut bebas kalau dia sungguh-sungguh mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Dengan demikian kata bebas menunjuk kepada manusia sendiri yang mempunyai kemungkinan untuk memberi arah dan isi kepada perbuatannya. Hal itu juga berarti bahwa kebebasan mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan internal definitif penentuan diri, pengendalian diri, pengaturan diri dan pengarahan diri. 

Gambar 4.1 Freedom
"Freedom is self-determination" berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda. Kebebasan yang nampak secara sekilas dalam binatang-binatang pada dasarnya bukan kebebasan sejati. Mereka dapat menggerakkan tubuhnya ke mana saja, tetapi semuanya itu sebenarnya bukan berasal dari diri binatang itu sendiri. Gerakan binatang bukanlah hasil dorongan internal diri binatang. Kebebasan mereka adalah kebebasan sebagai produk dorongan-dorongan instingtualnya. Dengan istilah instingtual dimaksudkan tidak adanya peran akal budi dan kehendak. Dalam arti itu sebenarnya di dalam diri binatang-binatang tidak  ada kebebasan. Di dalam diri binatang tidak ada self-determination atau kemampuan internal untuk menentukan dirinya. Sedang manusia mempunyai kemampuan untuk berhasrat dan berkeinginan. Ia mempunyai kecenderungan dan kehendak yang bebas. Manusia mempunyai kemampuan memilih. Karena itu dikatakan bahwa manusia adalah tuan atas perbuatannya sendiri. Kebebesan sejati hanya terdapat di dalam diri manusia karena di dalam diri manusia ada akal budi dan kehendak bebas. Kebebasan sebagai penentuan diri mengandaikan peran akal budi dan kehendak bebas manusia. Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu kebebasan fisik, kebebasan moral dan kebebasan psikologis.
 
  • Kebebasan fisik menurut Louis Leahy adalah ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material. Dalam konteks ini orang menganggap dirinya bebas jika ia bisa bergerak ke mana saja tanpa ada rintangan-rintangan eksternal. Ia dikatakan bebas secara fisik jika tidak dicegah secara fisik untuk berbuat sesuai dengan apa yang ia kehendaki.
  • Kebebasan psikologis berarti ketiadaan paksaan secara psikologis. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan dan kemungkinan untuk memilih pelbagai alternatif. Yang men-ciri-khas-kan kemampuan itu adalah adanya kehendak bebas. Karena itulah Louis Leahy mengidentikkan kebebasan psikologis dengan kebebasan untuk memilih atau kebebasan berkehendak.
  • Kebebasan memilih atau kebebasan berkehendak sering pula dikatakan dalam arti kebebasan untuk mengambil keputusan berbuat atau tidak berbuat, atau kebebasan untuk berbuat dengan cara begini atau begitu, atau merupakan kemampuan untuk memberikan arti dan arah kepada hidup dan karya, atau merupakan kemampuan untuk menerima atau menolak kemungkinan-kemungkinan dan nilai-nilai yang terus-menerus ditawarkan kepada manusia.
REFERENSI : 
Disarikan dan dirangkum dari PPT Binus Maya: Human Philosophical Reflection 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom (pertemuan ke-5) - diakses tanggal 3 April 2015


Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

10 komentar
1.Pengaruh Yunani
Gambar 1.1 Ilustrasi peradaban zaman Yunani kuno
Pengaruh Yunani banyak mengembangkan kepercayaan budaya barat, termasuk tentang tubuh dan jasmani yang kemungkinan pengaruh dari Yudiak dan Phoenica. Dua sistem metafisik Yunani ada naturalistik dan anti-naturalistik. Naturalistik adalah kodrat manusia baik spiritual dan jasmani selalu mencapai apa yang di inginkan, semntara anti-naturalistik adalah kodrat manusia diciptakan dari pikiran yang di junjung tinggi dari tubuh sehingga jasmani tidak di perlukan. Sedangkan sistem Yunani manusia adalah sifat rohani (fisikal).

Mengenai tubuh manusia terdapat aliran Dualisme. Paham dualisme dianggap suatu varian dari paham idealisme. Dualisme adalahkonsep filsafat yang menyatakan adanya dua substansi yang mendasari dunia. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Menurut plato kecerdasan seseorang (bagian dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasikan atau dijelaskan dengan fisik. Artinya, pikiran dan tubuh adalah dua entitas yang berbeda namun saling berhubungan dan keduanya sama-sama eksis, satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan. Menurut plato pikiran itu lebih penting dari pada sebuah tubuh, sementra menurut humanisme klasik tubuh itu penting. Dewa Yunani yang dianggap paling penting menurut pandangan humanisme klasik diantaranya dewa Zeus, dewa Apollo, dan dewa Athena. 

Gambar 1.2 Dewa Apollo
Gambar 1.3 Dewa Athena
Gambar 1.4 Dewa Zeus
Yunani juga memiliki bahasa Arete dan Agon. Arete merupakan kecakapan, kebijakan, dan martabat seperti seorang penyair atau filsuf, sedangkan Agon merupakan sebuah tempat untuk mengadakan pertemuan dan perlombaan. Dari sinilah hadirnya sebuah games (permainan), sejarah Olimpiade dimulai tahun 776 SM dan terjadi setiap tahun ke-empat. Yunani terdiri dari banyak kota besar, seperti Athena dan Sparta. Athena adalah pusat budaya dan pembelajaran, sedangkan Sparta adalah tempat pembelajaran kekuatan militer dan pahlawan negara. Terdapat tempat yang terkenal dan biasanya di pergunakan untuk menyelenggarakan permainan,seperti Nemea, Delphi, Korintus dan Olympia.

Gambar 1.5 Nemea
Gambar 1.6 Delphi
Gambar 1.7 Korintus
Gambar 1.8 Olympia
Di setiap permainan yang diizinkan untuk bersaing dan menonton hanya laki-laki. Sedangkan wanita yang sudah menikah tidak diizinkan untuk melihat permainan. Sementara wanita yang memiliki kuda dan masih single (belum menikah) diperbolehkan untuk masuk namun tidak diperkenankan untuk menonton jalannya permainan. 

2. Pengaruh Roma

Bangsa Etruscan yang berpusat disekitaran juga memiliki olahraga yang juga di selenggarakan, namun hanya saja dalam olahraga ini lebih banyak kekerasannya dimana tahanan selalu menjadi korban di setiap permainan. Sedangkan para wanita romadapat mengikuti olimpiade olahraga gulat dan dapat bersaing sebagai gladiator. Terdapat permainan partai flavian dimana perkelahian antara hewan dan terkenal adanya sirkus Maximus kereta ras (gladiator).


Gambar 2.1 Pertandingan di Colosseum
Gambar 2.2 Partai flavian
Gambar 2.3 Colosseum
3. Abad Pertengahan

Pada abad ini Roma mengalami kehancuran dan disebut zaman kegelapan pada tahun 476-900M. Pada abad pertengahan ini terdapat permainan sepak bola, yang awalnya adalah hoki, bowling, dan baseball. Pada abad pertengahan pula para ontology kebingungan dan pada abad ini juga terdapat bidang skolastik yaitu bidang pendidikan. Tokoh yang berperan pada bidang skolastik adalah St.Thomas Aquinas kepercayaan dimana kita dapat memahami sesuatu hal dari tubuh dan pemikiran kita. 
Gambar 3.1 St. Thomas Aquinas


REFERENSI
Disarikan dan dirangkum dari PPT Binus Maya: Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games (pertemuan ke-empat) - diakses tanggal 1 April 2015


Jam Tangan Punya Temanku

0 komentar
Gambar 1.1 Mama waktu Hajji
Disini saya akan menceritakan pengalaman mama saya sewaktu pergi Hajji di tahun 2008 lalu. Jadi, sewaktu tiba di Makkah, mama saya berkata dalam hati "coba saja saya membawa jam tangan ya, jadikan tau sekarang jam berapa, bisa bangun pagi untuk sholat tahajjud di masjid". Ya, pada saat itu mama saya lupa untuk membawa jam tangan nya, karena terburu-buru berangkat ke bandara. Lalu teman sekamar mama saya itu ada empat orang, di hari ke dua mama saya terbangun pukul 3:00 pagi untuk pergi sholat tahajjud di masjid. Sebelum berangkat ke masjid mama saya ke kamar mandi untuk mencuci muka, selesai cuci muka mama saya melihat jam tangan tergeletak di atas wastafel. Lalu setelah keluar kamar mandi mama saya menannyakannya kepada teman sekamarnya bahwa ia menemukan jam tangan di kamar mandi. Namun, tidak seorangpun dari mereka merasa kehilangan jam tangan. Dipakailah jam tangan itu oleh mama saya, ia juga menginformasikan kepada jamaah lain apabila merasa kehilangan jam tangan bilang kepadanya. Hari terus berganti sampai akhirnya tiba waktu untuk kembali ke tanah air. Sebelum pulang dan checkout dari hotel mama saya bilang kepada teman sekamarnya lagi "ini jam tangan siapa ya?Koq sampai mau pulang belum ada yang merasa kehilangan?". Tidak lama kemudian salah seorang teman sekamar mama saya bilang "eh iya jam tangan saya kan hilang bu", lalu pas dilihat memang itu jam miliknya yang dipakai oleh mama saya selama menjalankan ibadah hajji. Anehnya teman mama saya ini tidak merasa jam nya hilang, padahal setiap hari mama saya selalu menanyakan siapa pemilik jam tangan itu. Ya, inti dari cerita ini adalah Allah memberikan pinjaman jam tangan yang padahal punya teman sekamarnya tanpa pemiliknya sadari sampai selesai mau kembali ke tanah air. Berkat jam tangan itulah mama saya jadi selalu tau jam dan tepat waktu berangkat ke masjid.

AGAMA DAN SENI

5 komentar
1. Agama 
Gambar 1.1 Tempat-tempat Ibadah 
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskrit agama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religion yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan ber-religi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Agama merupakan sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan tersebut. Secara terminologi, agama di definisikan sebagai auran atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan Tuham dan sesamanya. Dalam Al-Qur'an agama sering disebut sebagai istilah ad-din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Agama pada umumnya bermakna kepercayaan kepada Tuhan, atau sesuatu kuasa yang ghaib dan sakti seperti Dewa, dan juga amalan daninstitusi yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. 

Pengertian agama menurut beberapa ahli :

Gambar 1.2 Anthony F.C. Wallace
  • Menurut Anthony F.C. Wallace: Agama sebagai seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi lewat mitos dan menggerakkan kekuatan supernatural dengan maksud untuk mencapai terjadinya perubahan keadaan pada manusia dan semesta.
  • Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) : Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia lainnya.
2. Seni

Gambar 2.1 Seni Lukis
Kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "jiwa yang kuhur/ketulusan jiwa". Banyak orang memaknainya dengan keberangkatan orang/seniman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan "art" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.

Pengertian seni menurut beberapa para ahli : 
Gambar 2.2 Aristoteles
  • Menurut Aristoteles : Seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal. 
Gambar 2.3 Plato
Gambar 2.4 Rousseau
  • Menururt Aristoteles dan Rousseau : Seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
Gambar 2.5 Ki Hajar Dewantara
  • Menurut Ki Hajar Dewantara : Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan hiwa perasaan manusia.
3. Agama dan Seni
Gambar 3.1 Agama dan Seni
Kaitan antara seni dan agama berdasarkan konsep dan teori, dapat dinyatakan sebagai berikut : 
  • Agama memerlukan perwujudan dalam bentuk benda dan tindakan, baik untuk mengungkapkan maupun membangkitkan emosi keagamaan di kalangan pemeluk kepercayaan suatus agama, agar  agama benar-benar dirasakan/dihayati manusia. 
  • Kemampuan suatu benda atau tindakan untuk mengungkap atau membangkitkan emosi keagamaan bersandar pada daya simbolik yang dimiliki oleh benda atau tindakan tersebut. 
  • Daya simbolik suatu benda atau perilaku keagamaan bertumpu pada sistem kepercayaan manusia terhadap keberadaan Yang Maha Kuasa. 
  • Kemampuan suatu benda atau perilaku untuk membangkitkan atau mengungkapkan emosi keagamaan, pada dasarnya selaras dengan daya pesona (enchantment) yang dimiliki oleh benda atau perilaku seni. 
  • Pesona yang dimiliki oleh benda atau perilaku agama/seni tersebut merupakan efek dari penerapan suatu teknologi (teknik) tertentu pada material. 
  • Oleh karenanya, benda atau perilaku agama sebenarnya berkelindan (overlap) dan berkorelasi dengan benda atau perilaku seni. 

REFERENSI :
Bu Win (2010) Mengenal sepintas seni budaya Bali Jakarta:Mitra Aksara Panaitan
Pengertian agama menurut para ahli : link: http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-agama-menurut-para-ahli.html (diakses tanggal 14-03-2015)
PPT Binus Maya Human Diversities 2: Religion and Arts 
Seni dan agama : link http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-conent/uploads/sites/37/2014/11/Seni_dan_Agama-Lono.pdf (diakses tanggal 14-03-2015)
Seni menurut para ahli : link http://silontong.com/2014/11/07/pengertian-seni-menurut-bahasa-10-pendapat-para-ahli-lengkap/ (diakses tanggal 14-03-2015)


MY TIE

0 komentar
Gambar 1 Anggota My Tie (kurang Teguh)
Hallooo peepppsss ini dia anggota kelompok MY TIE, awalnya MY TIE diambil dari singkatan inisial nama dari Mella, Yovita, Teguh, Isma, Emy tapi itu sebelum Mukjizah dan Sultan bergabung dengan kelompok kami. Nah, awal dari MY TIE itu sendiri juga sudah mempunyai arti. Jika di artikan tie itu adalah dasi, lalu dasi melambangkan kerapihan. Selain itu, dasi akan terlihat lebih indah jika diikat/dipasang dengan erat dan rapih. Kami berharap semoga kelompok kami bisa bekerja sama dengan baik, kompak, perduli satu sama lain, dan saling mengingatkan, dan kami berharap bisa terlihat anggun seperti orang yang berpakaian rapih. 

ETHNIC

3 komentar
Hallo peeps, kali ini saya akan membahas tentang Etnis. Etnis yang akan saya bahas adalah Etnis Arab, saya mendapatkan informasi sedikit tentang Etnis Arab dari senior jurusan Menejemen semester 6. Yukk disimakkk. 

Etnis adalah tumbuhnya "perasaan dalam satu komunitas" (sense of cummunity) di antara para anggotanya sehingga terselenggaralah rasa kekerabatan. Dalam arti lain juga bisa disebut sebuah kelompok/etnis dapat mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda, berbeda dalam bahasa, agama, letak geografi, sejarah, keturunan, atau ciri-ciri fisik. 

1. Pengertian Etnis Menurut Para Ahli 
  • William Kornblum
    Gambar 1.1 William Kornblum
Menurutnya, kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau di anggap pasti sama. 
  • Alex Thio 
Kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan kebudayaan tertentu. Dengan kata lain, etnis berbeda dengan ras karena kelompok etnis digunakan untuk mengacu kepada suatu kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan, bukan biologisnya.
  • Bruce J.Cohem
Kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh para anggotanya. Karakteristik itu meliputi agama, bahasa, atau kebangsaan di wilayah Indonesia. Orang dapat mengkategorikan individu-individu kedalam kelompok-kelompok rasial dengan cara mengamati penampilan fisiknya. Akan tetapi, kelompok suku dapat dibedakan satu sama lain hanya melalui analisis yang cermat atas karakteristik kebudayaan mereka. 

2. Etnis Arab

Informasi yang akan saya tulis ini saya dapat dengan cara mewawancara salah seorang senior jurusan Menejemen semester 6. 

Tradisi Etnis Arab menurutnya itu adalah "sering banget kondangan", banyak nya acara pernikahan yang sering dihadiri dikarenakan keluarga dari etnis arab itu sangat dekat. Sesama keluarga besar mereka saling mengenal. Lalu, disetiap hari Minggu, mereka berkumpul di rumah Jidah (nenek). 


Gambar 2.1 Majlas untuk Laki-laki
Gambar 2.3 Majlas untuk Perempuan
Untuk yang muda-mudi biasanya di adakan "Majlas", semacam berkumpul bersama sambil minum kopi/teh, ada sisha, sambil ngobrol seru, dalam acara "Majlas" ini perempuan dan laki-laki dipisahkan tempatnya. 

Lalu dalam pernikahan,untuk perempuan yang ber-etnis Arab harus menikah dengan yang Arab juga gunanya agar marga yang dimiliki (seperti: Al-Haddad, Al-Habsyi, Mulachela,dll) tidak terputus. Sementara, untuk kaum laki-laki yang ber-etnis Arab mereka diperbolehkan untuk menikah dengan etnis apa saja, karena, laki-laki itu membawa marga keluarga, jadi tidak terputus. Ya, dalam artian lain kalau seorang perempuan dari etnis lain mereka menikah dengan laki-laki etnis arab dan mempunyai marga, kelak anak mereka juga memakai marga dibelakangnya. 

Etnis Arab juga ada yang namanya Habib. Habib ini adalah sebutan untuk anak laki-laki etnis Arab yang keturunan langsung dari Rasulullah SAW , sementara untuk perempuannya disebut dengan Hababah

Nah, sebelum pernikahan ada yang namanya Fatehah (tunangan) atau tukar cincin, baru lamaran, membawa seserahan seperti pada acara pernikahan pada umumnya. Lalu ada namanya "malam pacar", pada malam ini pengantin perempuan akan dilukiskan henna pada tangan dan kakinya, berjoget-joget gambus/ biasanya tari perut, acara ini diadakan di rumah mempelai perempuan yang dihadiri oleh kerabat dan keluarga.
Gambar 2.4 Malam pacar
Gambar 2.5 Malam pacar
Nahh setelah itu barulah dilangsungkan pernikahan, biasanya akad nikah diadakan di masjid pada pagi hari, yang dihadiri kaum laki-laki, tidak boleh ada kaum perempuan di tempat akad nikah. Kaum perempuan berkumpul pada satu ruangan, dan apabila sudah dikatakan "sah" barulah mempelai laki-laki mendatangi mempelai perempuan. Setelah itu barulah diadakan resepsi seperti pernikahan pada umumnya. 
Gambar 2.6 Resepsi Pernikahan
Gambar 2.7 Resepsi Pernikahan
REFERENSI : 
Janu Murdiyatmoko. Sosiologi: Memahami dan mengkaji masyarakat. PT Grafindo Media Pratama
PPT Binusmaya Human Diversities 1: Language, Gender, Ethnicity, and Culture (pertemuan ke-4)
Ubed Abdilah S (2002) Ethnicity and pluralism in Indonesia. Indonesia Tera